Kau tak memilih kata. Yang kau tahu hanya kekuatan rasa. Kegundahan yang
kau semai dalam beragam dilema, atau bahagia yang kau pelihara di atas
bentangan cinta.
Kau tak memilih alur. Yang kau ikuti
adalah logika dan rasa yang membaur. Diujungnya mungkin ada sesal yang melebur,
atau akhir dengan gempita yang membalur.
Menjelagalah jiwamu dalam manusia
yang beriak. Biarkan pikirmu tenang sejenak. Diam dan menunggu renungmu ada
yang menyibak.
....................................
Seseorang dari masa depan datang
menyapa. Menyita fokusmu yang mengudara. Merangkul keras hatimu yang mulai
kehilangan daya.
Kau tak memilih
kata, tak juga memilih alur cerita.
Karena rasa telah tercipta.
Kala ia menyapa.