Berkerubung
dalam akal yang tak lagi dapat berpagutan. Hanya tanya tanpa jawab yang bersahutan.
Batinku
meneriakkan sebuah nama yang Aku sendiri tak dapat mengejanya. Menerawangi
sebuah wajah, yang tak dapat Aku jelaga.
Begitu
kosong. Namun untuk membuai rasa dalam sosok yang tak kunjung terjamah,
dayaku terlalu lemah.
Begitu
merindu. Namun untuk merengguh
khayal dalam kisah baru, imajiku begitu sendu.
Entahlah...
Hati ini terlalu cepat
menancapkan sekat. Membiarkan yang
mungkin patut begitu saja terlewat.
Renung
panjangku menggiring pada tegukan terakhir.
Gelas
plastik kini kosong. Sama seperti birunya hati yang dibiarkan melolong. Terjebak harap dalam gelapnya lorong.
Tanpa kata, tanpa suara yang menyokong.
Gelas
plastik dan hati, kini sama-sama tak terisi. Menyapih diam dalam tahtanya
sendiri. Membiarkan siapa saja hadir menaungi. Ia tak terpaut waktu tuk datang dan pergi. Namun pada akhirnya, akan ada yang secara penuh mengisi, setelah berpuluh menyambangi.