Selasa pertama di Januari
Mematuk lantai, berdansa elegi
Tidak matamu yang bergurat
Tidak juga rekah senyumnya yang semburat
Sendiri menari racau mengikuti putik-putik firasat
Ada rona melebam takluk
Pada rangkai kata yang membuat bunga-bunga tidurku gemelatuk
Pada pertemuan yang membuat gurau terbebas dari segala kikuk
Ada asa menyihir enggan
Pada selekat-lekatnya tatap yang menggetarkan
Juga pada lelucon-lelucon kehidupan
Namun kepulangan tetaplah sapa yang mendiami sela jarimu,
Tetaplah hangat di balik blus abu-abu kesukaanmu,
Juga kasih yang kau sentuhkan dalam doa malam yang kau ramu
Memeluk persimpangan
Menapaki teka-teki yang takdir tawarkan
Tak berarti rasa menyeluruh berpulang
Lantas membenamkan rindu pada muasal sarang
Laksana seberkas benderang
Datang
Lalu pergi sembarang