Sunday, May 4, 2014

Jika Muara dan Tuannya adalah Kau

Hai,
Senang mengenalmu
Senang mendengar cerca tanpa jeda yang bertaut di antara mimpi-mimpi jumawa
Ditemani secarik rasa yang entah apa namanya
Bersuguh gelas demi gelas terka yang bebas menari pada tiap sabda
Berdiskusi di bawah langit yang rona

Bahagia rasanya menggelar ribuan retorika
Tanpa paksa
Tanpa dikte yang huru-hara
Tanpa kehendak siapa
Sayang, tak bisa melenggang lebih lama
Persimpangan harus jua sampai pada muara
Relung harus jua sampai pada tuannya

Namun, jika purnama masih menerangi tanya
Dan kersik malam masih menyerukan sebuah nama
Disanalah daksa menemui maknanya