Hai,
Senang mengenalmu
Senang mendengar cerca tanpa jeda
yang bertaut di antara mimpi-mimpi jumawa
Ditemani secarik rasa yang entah apa
namanya
Bersuguh gelas demi gelas terka yang
bebas menari pada tiap sabda
Berdiskusi di bawah langit yang rona
Bahagia rasanya menggelar ribuan
retorika
Tanpa paksa
Tanpa dikte yang huru-hara
Tanpa kehendak siapa
Sayang, tak bisa melenggang lebih
lama
Persimpangan harus jua sampai pada
muara
Relung harus jua sampai pada tuannya
Namun, jika purnama masih menerangi
tanya
Dan kersik malam masih menyerukan
sebuah nama
Disanalah daksa menemui maknanya