Tuesday, November 17, 2015

Sederhana Saja

Suatu malam datang
Bersiasat dengan hitungan matematis tentang rumitnya hutang negara dan perkara politis yang tak pernah habis

Kita bertemu di antara laju kereta dan derit sengau roda
Tenggelam di antara wajah-wajah yang menunggu sebuah tiba

Kita begitu rumit memulai sebuah percakapan;
Kau pasti saja sedang menjelaga di antara lembar-lembar sastra
Sedang ku tentu sibuk melucuti gerik angin yang tercipta
Kau menikahi sunyi
Aku berkawan dengan kebisingan yang abadi

Ah, hujan memang selalu berhasil mengubahku menjadi melankoli
Sekaligus berupaya mempertemukan kita;
Aku akan berteduh lebih lama
malu-malu menangkap wajahmu melalui ekor mata yang selalu berjaga
Dan kau akan tertangkap sedang melumat adaku sepenuhnya

Ya, kita sudah terlalu lama berdampingan
Sekaligus berjarak dalam kebisuan

Sederhana saja
Mari mulai bercerita

Menggiring daksa yang lama berteduh pada lindap
Merangkai puisi dan senyap
Menerjemahkan debar yang diam-diam menyelinap

No comments:

Post a Comment