Tuesday, April 28, 2015

Prolog

Hujan jatuh perlahan
Merembesi tiap harap yang tertahan
Dan pada kata yang tak tersampaikan,
dititipkan sebuah pesan ; kerinduan

Malam kedatangan nyalang
Ditengarai hujan yang tak kunjung hilang
Ada makna di balik wajah itu ; pulang

Angin menyusup rintik
Ialah kau dan hujan yang sama-sama tahu bagaimana caranya menyimpan dan menyibak kenangan dalam pandora yang cantik
Tak peduli meski langit sedang sangat sarkastik
Bahwa segala tentang kita, begitu dingin dan mistik

Jika rindu diartikan kepulangan
Kemarilah bicara tentang penantian
Seperti murai yang mengabdi pada pagi dan rerimbunan
Seperti fajar keemasan, yang terjaga saat kota lahir sampai tiba sesak pencarian
Seperti jarak yang tak bertepi ; pengharapan



(Kolaborasi Puisi Ketengan Bersama Kenang Sukmo Ajie)

No comments:

Post a Comment